December 30, 2011

Ulasan: Traja koridor 11


Traja Inobus Laksana

Traja Inobus Tri Sakti
Traja Komodo RS untuk koridor baru

Ini dia ulasan yang paling ditunggu-tunggu para bismania, hehe... :P Pas peluncuran kor 11 kemarin, saya berkesempatan nyoba 2 armada traja Inobus, masing-masing karoseri Laksana dan karoseri Tri Sakti. Sebenernya saya sempet liat ada traja Komodo karoseri Rahayu Santosa yang nangkring, tapi ternyata traja ini gak dipake buat operasi di kor 11 (bukan punya operator DMR), jadi saya gak sempet nyobain Komodo RS model baru tersebut.




Koridor 11 ini adalah koridor pertama dengan operator milik negara, yaitu Perum Damri (DMR). Kedelapan operator sebelumnya semuanya merupakan perusahaan swasta berbentuk perseroan. Jadi agak aneh aja di peluncuran kemarin banyak orang berbaju dinas biru muda, kok rame banget orang Dishub, ternyata mereka semua adalah orang operator DMR, hehe...

Semua traja DMR menggunakan bis Inobus. Dari namanya udah ketauan kalo ini adalah bis buatan dalam negeri, diproduksi oleh INKA. Tapi jangan salah, maksudnya buatan dalam negeri adalah chassisnya, karena untuk mesin kita masih blom bisa produksi sendiri. Mesin Inobus menggunakan mesin Doosan, CMIIW. Warna bis menggunakan warna merah-jingga sesuai yang udah ditetapkan, sana dengan warna traja kor 1 dan kor 9-10.

JMT 065. This was a triumph.

Sebelum saya bahas detil masing-masing karoseri, saya mau kasitau konsep baru untuk traja kor 11. Sebelumnya konsep ini udah diujicobakan di JMT 065 pada bulan Juni 2011. Jadi di JMT 065 dipasang 4 buah kamera, 1 kamera menghadap ke depan (luar) traja, dan 3 kamera dipasang didalam kabin untuk memantau penumpang. Gak cuma itu, info halte juga berbasis GPS. Pramudi tinggal mengatur koridor/rute tempat trajanya beroperasi, dan setiap traja mendekati halte (koordinat sudah diatur dan tersimpan didalam sistem) maka "pemberhentian berikutnya" akan berbunyi dan LED info halte menyala sesuai halte yang dilewati. Di JMT 065 juga dipasang LED samping dengan tulisan jurusannya contohnya "5: Kampung Melayu-Ancol". Kalo di traja BMP & TMB kan cuma angkanya yang tertulis di LED samping.

LED samping traja Inobus Laksana
Dashboard traja Inobus Laksana
Dashboard traja Inobus Tri Sakti

Nah karena konsep-konsep baru tersebut berjalan dengan sangat baik di JMT 065, standar seluruh traja baru akan dibuat seperti JMT 065, dimulai dari traja DMR ini. Oh iya, keempat kamera bisa dipantau oleh LCD yang ada di dashboard pramudi.

Interior traja DMR gak ada perbedaan terlalu mencolok dengan traja BMP & TMB. Jok kursi berwarna biru atau merah untuk kursi prioritas, ada ruang yang menghilangkan 2 kursi sebagai tempat untuk penyandang kursi roda, model pintu lipat satu daun pintu, tiang horizontal yang posisinya direndahkan dan juga menghilangkan handgrip di aisle (sayangnya kenapa masih ada handgrip di daerah dekat pintu?), tiang vertikal dengan jarak antara 2-3 kursi, dan juga space informasi di bagian atas traja untuk meletakkan informasi rute. Saya gak perlu jabarin lagi lebih rinci, bisa dibaca di ulasan saya tahun lalu tentang traja kor 9.

Kabin pramudi traja Inobus Laksana

Perbedaan yang paling keliatan adalah kabin pramudi yang sekarang bener-benar disekat menggunakan pintu. Kalo masih ada penumpang yang nyelonong masuk kesini kebangetan lah ya... Tapi saya perhatiin pintu kabin pramudi untuk traja Tri Sakti bisa dikunci, sedangkan Laksana gak bisa dikunci. Yang unik, bagian belakang pramudi gak disekat dengan kaca, tapi dengan teralis. Di kaca sebelah kiri depan, dipasang placeholder, kemungkinan buat naruh kartu pengenal pramudi.

Bagian tengah traja Inobus Laksana

Di bagian gandengan tengah (turnstile) udah dibuat 4 buah lubang AC yang semuanya menghadap ke bagian tengah. Penumpang yang berdiri disini pasti akan merasa lebih nyaman. Soalnya di traja gandeng terdahulu bagian tengah ini kan sama sekali gak dapet hembusan AC, makanya udaranya panas dan pengap. Oh iya, di lantai dekat pintu sekarang ada tulisannya "Dilarang Berdiri". Berarti onboard gimana tuh jaganya, hehe... :P

Catatan dari saya, untuk akrilik pembatas pintu di traja Laksana tipis banget, kualitasnya kayaknya sama jeleknya dengan akrilik yang dipake di traja Hyundai Restu Ibu punya BMP/TMB, yang gak perlu nunggu waktu 1 bulan udah pada patah karena sering dijadiin sandaran penumpang.

Saya juga perhatiin, bagian belakang traja Inobus ini lebih panjang dari traja gandeng terdahulu, karena ada 5 kursi yang bisa muat mulai dari pintu belakang sampai ke deretan kursi belakang. Bagus banget, soalnya bisa manfaatin ruang kosong yang berada diatas mesin. Tapi bunyi mesinnya sangat berisik, dan pas saya duduk di paling belakang di traja Laksana, berasa banget mesinnya ngeden kalo lewatin tanjakan, bahkan tanjakan kecil kayak di jembatan Kali Cipinang.

Untuk info halte di traja DMR ini ternyata gak semulus yang saya kira, beda banget sama JMT 065. Entah apakah pengaturannya salah, yang jelas info halte di kedua traja yang saya coba sama-sama ngadat, sering banget gak muncul nama halte berikutnya sebelum lewatin suatu halte. Kalopun muncul kadang malah gak keluar suaranya, atau cuma keluar suaranya tapi teksnya gak muncul. Beberapa halte, teks dan suaranya gak sinkron, karena data suaranya masih pake data nama halte lama. Contoh di halte Stasiun Klender, voicenya malah bunyi halte SMA 12. Di halte Perumnas Klender malah bunyi halte Teratai Putih, dll. Oh iya, pada saat gak aktif (idle), di LED akan keluar tulisan-tulisan random seperti "perhatikan barang bawaan Anda sebelum turun", "jagalah kebersihan", "jangan berdiri di pintu", dan lain-lain.

Tapi yang paling parah di hari pertama peluncuran kor 11 adalah pintunya. Sering banget kejadian pintu gak bisa membuka/menutup, gak ngerti deh masalahnya apa. Di perjalanan saya dari Kp Melayu ke Walikota JakTim, hampir di setiap halte pintunya ngadat, jadi lama berhentinya karena mesti nungguin pintu ketutup semuanya. Sampai-sampai 1 unit traja DMR bener-bener gak bisa dioperasikan hari itu karena pintunya sama sekali rusak.

Oke, cukup sekian ulasan traja dari saya kali ini. Ya beginilah hasilnya kalo peluncuran terburu-buru, hasilnya juga gak maksimal, hehe... Hmm, bukannya janjinya ada 21 traja gandeng buat kor 11 ya, tapi ini kenapa yang keliatan baru ada 3 traja? o_O

No comments:

Post a Comment