December 26, 2011

Preview: Koridor 11

Catatan: Ini pertama kalinya saya nulis tulisan saya tentang traja diluar milis STJ biar juga bisa dibaca orang-orang diluar milis. Tulisan ini berdasarkan pada perjalanan saya ke kor 11, tanggal 22 Desember 2011.

Koridor 11 dengan rute Pulogebang Walikota Jakarta Timur sampai Kampung Melayu, koridor pertama yang sepenuhnya dibuat di bawah pemerintahan Gubernur Fauzi Bowo. Ada dua perbedaan kor 11 ini dengan rencana awalnya. Pertama, kor 11 di rencana awalnya adalah rute Ciledug-Blok M, tapi akhirnya rute ini dijadikan salah satu dari 3 koridor akhir karena butuh koordinasi dengan daerah luar Jakarta. Rute Pulogebang-Kampung Melayu dan Tanjung Priok-Pluit yang sebelumnya adalah kor 14 & 15 dimajukan menjadi kor 11 & 12. Yang kedua, kor 11 ini tidak melewati Jl Basuki Rachmat seperti rencana awal, melainkan lewat Jl I Gusti Ngurah Rai.


Rute kor 11 juga gak sampai terminal Pulogebang, karena terminal ini sampai sekarang belum dibangun, jadi kor 11 cuma sampai halte depan Walikota Jakarta Timur dan diputar di bawah FO Pulogebang untuk kembali ke Kampung Melayu. Kor 11 panjangnya 11,7 km dan terhubung dengan kor 10 di FO Jatinegara, dengan kor 5 di Stasiun Jatinegara, dan kor 5 & 7 di Kampung Melayu.

Beberapa hal yang menarik tentang jalur kor 11 yaitu:

Koridor dengan setengah jalur dan setengah karpet merah yang desainnya makin aneh :P
  • Banyak banget lokasi mix trafficnya... Di ruas Penggilingan-Radin Inten, mix traffic untuk kedua arahnya. Dari ruas Radin Inten-LP Cipinang, full mix traffic untuk arah menuju Kampung Melayu. Untuk arah menuju Pulogebang ada jalurnya. Yang saya bingung, kenapa dibuat arah Pulogebang yang berjalur? Bukannya mestinya arah yang menuju pusat kota (Kampung Melayu) yang dibuat berjalur, soalnya penumpang lebih butuh kelancaran perjalanan ke tempat kerja daripada ke arah pinggir kota?
  • Desain karpet merah nya (menandakan jalur mix traffic) tambah aneh. Kalo di kor 1-7 karpet merahnya dibuat full, kor 8-10 makin kehabisan cat merah dengan bikin pola lubang-lubang ditengah karpet merahnya, di kor 11 ini lebih kehabisan lagi cat merahnya... Modelnya sekarang jadi cuma dibikin dua garis tipis >_<

Gak semua jalur dibeton, selebihnya cuma diaspal
  • Gak semua jalur dibuat dengan dibeton, malah ruas mix traffic hampir gak ada yang dibeton. Kalo jalurnya rusak pasti bikin repot banget, mana lebar jalurnya juga sempit-sempit. Beda sama 10 koridor terdahulu yang sebagian besar daerah mix traffic tetap dibeton, walaupun gak dibuat separator.

Jalur kor 11 di depan stasiun Jatinegara, rawan penyerobotan karena jalur regulernya sempit
  • Untuk ruas Jl Sumarno (Sentra Primer Timur) dan LP Cipinang-Kampung Melayu seluruhnya dibuat jalur berseparator untuk kedua arahnya. Yang jadi masalah adalah ruas Jl Bekasi Barat Raya (FO Jatinegara sampai Pasar Jatinegara) karena jalur regulernya cuma sisa 1,5 jalur. Setengah jalur dipake buat pedagang kaki lima dan juga parkir liar pinggir jalan, dan akhirnya cuma sisa 1 jalur reguler. Kemungkinan besar ruas ini bakalan sering diserobot kalo gak ada penjagaan.

Separator jumbo, bandingin sama kendaraan disebelahnya
  • Ukuran separator dibuat sangat besar dan tinggi. Hampir gak mungkin ada kendaraan yang bisa masuk/keluar jalur lewat tengah-tengah separator, termasuk traja. Jadi kalo ada traja yang mogok di jalur, siap-siap evakuasi besar-besaran, atau harus mundurin traja jauh banget, hehe... :P

Penebangan ranting pohon yang berpotensi ngalangin jalan traja
  • Karena kor 11 ini tadinya banyak pohon besar, jadi pramudi mesti hati-hati bawa traja biar gak nabrak ranting pohon di median. Kondisinya mirip kayak di Jl Latuharhari (kor 6) atau Jl Panjang (kor 8).
Sekarang pembahasan tentang halte kor 11:

Penamaan halte transfer yang membingungkan
  • Penamaan halte transfernya bikin bingung penumpang. Karena halte di atas FO Jatinegara (kor 10) udah dinamain halte Stasiun Jatinegara, akibatnya halte yang terletak di depan stasiun Jatinegara (kor 11) dinamainnya halte Stasiun Jatinegara 2. Yang lebih parah, kedua halte dengan nama sama ini gak saling tersambung. Halte Stasiun Jatinegara (kor 10) nyambungnya sama halte Flyover Jatinegara (kor 11), sedangkan halte Stasiun Jatinegara 2 (kor 11) nyambungnya sama halte Pasar Jatinegara (kor 5)...

Halte kor 11 jauh lebih tinggi dari halte-halte sebelumnya
  • Desain halte kor 11 punya ketinggian yang lebih tinggi dari halte-halte kor 1-10, dan bagian paling atasnya juga dibiarkan kosong sebagai ventilasi agar aliran udara di dalam halte lancar dan penumpang tidak merasa panas/pengap. Trus diatas halte-halte kor 11 selain halte Stasiun Jatinegara 2 dan halte Jatinegara RS Premier, ada tulisan nama halte yang dibuat dari huruf timbul, lumayan keren hasilnya, asal jangan pada copot aja hurufnya, hehe... 

Blind tile di dalam halte
  • Lantai di dalam halte sekarang gak dilapis plat baja seperti halte-halte sebelumnya, tapi disemen. Selain itu, ada blind tile sebagai petunjuk bagi para tunanetra buat naik traja. Sayangnya, dari seluruh halte kor 11 yang baru dibangun, cuma halte Walikota Jakarta Timur yang sarana penyeberangannya berupa ramp. Selain halte Walikota Jakarta Timur, sarana penyeberangannya cuma berupa tangga yang sangat gak mendukung para penumpang cacat. Penumpang tunanetra gimana caranya bisa naik tangga (dari trotoar) tersebut kalo gak dibantu? Udah gitu, kebanyakan halte-halte kor 11 kan berupa halte melayang karena median yang sempit. Nah akses dari halte (ticketing) menuju pintu boarding juga berupa tangga, bukan ramp! Ckck...

Halte Walikota Jakarta Timur
  • Di halte Walikota Jakarta Timur, ada ramp (pintu masuk) yang mengarah ke median jalan. Tujuannya buat apa ya? Masalahnya kalo dibikin pintu masuk disini, penumpang cenderung akan nyebrang jalan sembarangan dan masuk halte gak lewat JPO.

Pintu tambahan di halte Kampung Melayu untuk kor 11
Pintu tambahan di sisi barat halte Kampung Melayu untuk rute PGC-Ancol dan Cililitan-Harmoni
  • Halte Kampung Melayu juga udah diperluas buat menampung penumpang kor 11. Jadi dermaga sisi utara dihilangkan dan diratakan tembok. Pintu masuk halte Kampung Melayu dipindahkan ke sisi selatan, dan ada 6 pintu tambahan yaitu 3 pintu di sisi utara dan 3 pintu lagi di sisi barat. 3 pintu tambahan di sisi utara buat digunakan sebagai pintu keberangkatan kor 11, sedangkan 3 pintu di sisi barat buat digunakan agar traja rute PGC-Ancol dan Cililitan-Harmoni bisa berhenti di Kampung Melayu (sebelumnya dari Bidaracina langsung ke Kebon Pala). Untuk sisi timurnya gak ada tambahan pintu, jadi traja rute Ancol-PGC dan Harmoni-PGC tetep gak bisa berhenti di Kampung Melayu, tapi penumpang yang mau turun disini bisa turun di halte Jatinegara RS Premier yang lokasinya deket banget :) Saran dari saya, mestinya pintu kor 5 dan kor 11 posisinya dituker, jadi pintu kor 5 posisinya ada di pojok barat laut. Tujuannya, biar penumpang kor 5 bisa gampang pindah pintu (ke pintu barat) dan naik traja arah Ancol/Harmoni, atau sebaliknya.
Oke, itu aja preview saya tentang kor 11. Btw kita (STJ) tahun ini sama sekali gak dapet undangan ujicoba kor 11 dari BLU, jadi mohon maaf saya gak bisa bikin review traja barunya. Mungkin karena kita protes keras tentang toiletway, mereka langsung menganggap posisi kita sebagai komunitas oposisi? Bahkan saat tulisan ini ditulis (26 Desember 2011), berarti H-2 menjelang peluncuran kor 11, kita sama sekali gak dapet informasi tentang acara peluncuran, haha...

No comments:

Post a Comment