April 19, 2014

Liburan ke Kantou: Hari 1 siang hari – Ueno Kouen, Sensouji (bagian 3)


Tulisan tentang hari pertama ini meliputi perjalanan saya ke 上野公園 (Ueno Kouen), アメヤ横丁 (Ameya Yokochou), dan 浅草寺 (Sensouji).

...Lanjutan dari bagian 2


Saat menunggu kereta 山手線 (Yamanotesen) di 東京駅 (Toukyoueki)

Dari stasiun 東京 (Toukyou), kami menuju ke stasiun 上野 (Ueno) dengan menggunakan jalur 山手 (Yamanote) 内回り (uchimawari, berlawanan arah jarum jam). Jalur Yamanote adalah jalur melingkar (loop line) sepanjang 34,5 km yang mengitari pusat kota Toukyou dan merupakan salah satu jalur kereta tersibuk di dunia. Untungnya kami naik jalur Yamanote ini pada hari Minggu siang, jadi kondisi kereta gak terlalu penuh dan kami bisa dengan mudah membawa koper besar ke dalam kereta. Tapi kalau naiknya pas peak hour di hari kerja, kondisinya sama aja kok kayak kondisi KRL di negara itu, pasti super penuh. Saya cuma mau bilang kepada orang-orang negara itu yang memiliki ekspektasi terlalu tinggi, bahwa di negara maju mana pun gak ada transportasi umum yang sepi dan nyaman pada peak hour. Di Jepang, para pengguna transportasi umum rela berdesak-desakan demi mengejar waktu tempuh yang cepat untuk sampai ke tujuan. Beda kayak di negara itu, dimana banyak pengincar duduk yang rela antri lebih dari setengah jam pada peak pagi cuma untuk dapat duduk, padahal waktu tempuhnya pun juga sama-sama setengah jam XD

Etika di stasiun


Mumpung lagi ngomongin stasiun, saya mau kasih tau sedikit tentang budaya dan etika di stasiun. Apabila kita membawa koper yang besar, jangan tarik koper tersebut di belakang kita, tapi pertahankan agar posisi koper ada di samping kita. Orang-orang Jepang berjalan dengan sangat cepat, apalagi di stasiun ramai dimana orang-orang akan berhamburan dari segala penjuru. Kalau kita menarik koper dengan posisi koper berada di belakang, koper itu gak akan terlihat oleh orang lain, yang sangat memungkinkan orang lain bisa tersandung.

Saat naik eskalator, berdirilah selalu di sisi kiri. Sisi kanan HANYA UNTUK orang yang akan berjalan mendahului sisi kiri.

Jangan juga menghalangi jalan orang lain dengan berdiri di tengah-tengah stasiun. Kalau mau menunggu orang lain, tunggu lah dengan berpojok ke tembok. Begitu pula saat naik eskalator (tangga jalan), selalu berdiri di sisi kiri, kecuali kita mau buru-buru! Sisi kanan eskalator hanya diperuntukkan bagi orang yang akan berjalan di eskalator! Kalau kita berdiri diam di sisi kanan eskalator, udah dipastikan kita akan ditabrak orang dari belakang.

Para penumpang berbaris mengantri dengan tertib di stasiun 新宿 (Shinjuku) untuk menunggu kereta jalur 湘南新宿 (Shounan Shinjuku) arah 大宮 (Oomiya)

Berikutnya, antri sesuai barisan yang sudah ditentukan di lantai stasiun. Jangan pernah coba-coba untuk menyerobot antrian kalo gak mau dipelototin oleh penumpang-penumpang lain. Dahulukan penumpang yang akan turun sebelum kita masuk ke kereta.

Himbauan untuk mematikan ponsel apabila kita berada di dekat kursi prioritas yang terletak di ujung gerbong kereta:
優先席 おゆずり下さい。この席を必要としているお客さまがいます。 優先席付近では、携帯電話の電源をお切りください。 (Yuusenseki: Oyuzuri kudasai. Kono seki wo hitsuyou to shiteiru okyakusama ga imasu. Yuusenseki fukin de wa, keitai denwa no dengen wo okiri kudasai., Kursi Prioritas: Mohon taati. Terdapat pelanggan yang membutuhkan kursi ini. Di sekitar kursi prioritas ini, mohon matikan telepon genggam Anda.)

Di dalam kereta, ponsel harus diaktifkan ke mode silent agar deringnya gak mengganggu penumpang lain. Kereta adalah tempat untuk beristirahat bagi orang-orang Jepang, oleh karena itu kita juga harus menghormati para penumpang yang sedang tidur atau membaca buku. Walaupun begitu, banyak juga kok penumpang yang denger musik, nonton film, utak-atik ponsel, atau main portable console di kereta, tapi itu semua mereka lakukan dengan tenang dan gak berisik (pasang headset). Kita juga sebaiknya gak mengobrol terlalu kencang di kereta, karena suara kita bisa mengganggu penumpang lain.

Penumpang kereta di Jepang juga sama kok, antara tidur...

...atau main ponsel/console :)

Informasi di stasiun


Saya adalah seorang yang sangat menyukai transportasi umum sejak kecil. Walaupun di negara itu transportasi umumnya sangat gak bisa dihandalkan, saya tetap berusaha naik kendaraan umum kemana saja saya pergi.

Salah satu alasan saya ingin pergi ke Jepang adalah untuk mencoba langsung transportasi umumnya, terutama kereta. Dan topik favorit saya tentang transportasi umum adalah ketersediaan informasi. Menurut saya, suatu moda transportasi memiliki ketersediaan informasi yang baik apabila seseorang dapat dengan sukses bepergian ke tempat tujuannya tanpa harus bertanya kepada siapa pun.

Signage di stasiun 銀座 (Ginza): 170 m lagi menuju 丸ノ内線 (Marunouchisen) dan 50 m lagi menuju 日比谷線 (Hibiyasen).

Setelah membeli tiket (cara membeli tiket sudah saya jelaskan di bagian ke-2) dan masuk ke stasiun, biasanya pertanyaan pertama yang akan muncul adalah dimana pintu platform untuk jalur kereta yang akan kita naiki? Tapi kalo kita naik kereta di Jepang, pertanyaan tersebut gak akan muncul akibat saking banyaknya petunjuk arah di dalam stasiun. Jangan takut, sebagian besar signage di Jepang sudah ada terjemahan bahasa Inggrisnya (dengan huruf latin) kok :)

Papan informasi di stasiun 小田原 (Odawara)

Jadwal perjalanan kereta di hampir semua stasiun di Toukyou bisa dilihat di papan informasi digital, dengan informasi jenis kereta, tujuan, jam keberangkatan, dan jalurnya. Untuk stasiun-stasiun kecil yang gak ada papan informasi digitalnya, jadwal kereta bisa dilihat di kertas jadwal yang ditempel di berbagai sudut stasiun. Jangan takut kereta akan terlambat dari jadwal yang tertulis karena kereta di Jepang selalu tepat waktu. Seandainya terjadi keterlambatan (sangat jarang terjadi, biasanya disebabkan oleh faktor cuaca seperti angin dan salju, atau terjadi kecelakaan di jalur rel), pihak stasiun akan memberikan 遅延証明書 (chien shoumeisho, sertifikat keterlambatan) kepada penumpang sebagai bukti sah bahwa kereta memang mengalami keterlambatan. Gak usah dibandingin lah sama negara itu, kagak ada bandingannya XD

Jadwal kereta ゆめ咲線 (Yumesakisen) arah 西九条 (Nishikujou) di stasiun ユニバーサルシティ (Universal City)

Cara baca jadwal kereta gampang kok. Di jalur kereta tujuan kita pasti ditempel kertas jadwal. Tinggal liat aja angkanya, angka di kolom paling kiri/kanan menunjukkan waktu (pukul) jam, dan angka di tiap baris menunjukkan waktu (pukul) menit. Sebagai contoh di gambar atas ini yang saya ambil di ユニバーサルシティ駅 (Yunibaasaru Shitieki, stasiun Universal City), kereta arah 西九条駅 (Nishikujoueki, stasiun Nishikujo) pertama akan berhenti disitu jam 05:10, 05:35, 06:01, dan seterusnya.

Informasi jadwal di stasiun とうきょうスカイツリー (Tokyo Skytree). Papan digital menunjukkan pada 19:48 dan 19:58 kereta 普通 (futsuu, reguler) arah 浅草 (Asakusa) akan datang terdiri dari 6 gerbong. Pada 20:02 kereta 特急 (tokkyuu, express) arah 浅草 (Asakusa) akan datang terdiri dari 4 gerbong. Jadwal lengkap stasiun Tokyo Skytree tercantum di sebelah kiri papan digital tersebut.

Peta rute 大江戸線 (Ooedosen) di stasiun 月島 (Tsukishima), sangat lengkap dengan mencantumkan informasi transfer ke jalur lain.

Karena Jepang punya banyak banget jalur rel yang saling menyambung, untuk peta jaringan jalur biasanya hanya akan dicantumkan jalur yang melewati stasiun tersebut. Makanya untuk pergi ke suatu tempat, kita harus tau akan transfer ke jalur mana aja. Kemudian dari peta jalur yang ada di stasiun, kita bisa liat stasiun tujuan kita untuk dapat transfer ke jalur berikutnya.

Denah gerbong agar penumpang semakin mudah transfer/keluar stasiun. Mind = Blown

Yang bikin saya takjub, di beberapa stasiun saya menemukan denah posisi gerbong! Jadi gini, kan saya orangnya mencoba untuk selalu efisien dalam kehidupan sehari-hari, termasuk kalo naik kereta. Kalo saya berangkat kerja naik kereta ke kantor dari stasiun Universitas Indonesia ke stasiun Sudirman, saya pasti akan naik di gerbong ke-2 dari depan, pintu ke-3. Kenapa? Karena pas sampe di Sudirman, pintu keluar stasiunnya akan persis berada di depan muka saya. Saya gak suka buang-buang waktu di perjalanan, seandainya saya naik gerbong-gerbong belakang bakalan lebih dari 5 menit untuk dapat keluar stasiun akibat antrian penumpang tap-out.

Nah, seperti yang bisa dilihat di foto saya di atas, itu adalah denah untuk mempermudah orang-orang 'efisien' kayak saya. Denah tersebut mencantumkan posisi kereta terhadap semua stasiun di jalur 丸ノ内 (Marunouchi). Contohnya, di stasiun 赤坂見附 (Akasakamitsuke), pintu kereta yang akan terbuka adalah pintu kanan (右; migi). Kalo kita mau transfer ke jalur 銀座 (Ginza), kita bisa naik di gerbong 3 sampai 6, khusus penumpang arah 浅草 (Asakusa) bisa naik di gerbong 4 dan 5. Penumpang yang mau transfer ke jalur 有楽町 (Yuurakuchou), 半蔵門 (Hanzoumon), atau 南北 (Nanboku) bisa naik di gerbong 1. Untuk penumpang yang mau keluar stasiun melalui exit プルデンシャルタワー (Prudential Tower) dan 日枝神社 (Hie Jinja) bisa naik di gerbong 6, atau yang mau keluar lewat exit 赤坂見附交差点 (Akasaka kousaten, persimpangan Akasaka) dan ベルビー赤坂 (belleVie Akasaka) bisa naik di gerbong 1. Bahkan sampai dicantumin juga keterangan lift, eskalator, dan toiletnya O_O Kerennn!

発車メロディー (Hassha merodii) di jalur 1 stasiun 田町 (Tamachi) untuk kereta 京浜東北線 (Keihin Touhokusen) arah 大宮 (Oomiya)

Tapi yang paling berkesan bagi saya adalah 発車メロディー (Hassha merodii, irama kedatangan kereta). Hassha melody adalah lagu pendek yang diputar di speaker stasiun sebagai tanda kereta akan diberangkatkan sebelum pintu ditutup. Lagu-lagu ini bikin perjalanan dengan kereta jadi sangat menarik, apalagi buat saya yang train otaku ini ^_^ Bisa didenger sendiri contohnya di video atas yang saya ambil dari Youtube. Judul hassha melody tersebut adalah スプリングボックス (Supuringu Bokkusu, Spring Box), ini adalah salah satu hassha melody yang paling sering terdengar kalo kita sering naik kereta.

Yang makin bikin menarik, beberapa stasiun memiliki hassha melody spesial. Contohnya stasiun 舞浜 (Maihama) yang merupakan pintu gerbang menuju 東京ディズニーリゾート (Tokyo Disney Resort), memiliki hassha melody yang berirama lagu Zip-A-Dee-Doo-Dah dari film Song of the South untuk arah 蘇我 (Soga), dan lagu It's a Small World untuk arah 東京 (Toukyou). Stasiun 高田馬場 (Takadanobaba) memiliki hassha melody berirama lagu 鉄腕アトム (Tetsuwan Atomu) dari anime berjudul sama, atau lebih terkenal disini sebagai Astro Boy. Atom, tokoh utama dalam manga/anime ini lahir di daerah Takadanobaba, dan hassha melody stasiun Takadanobaba ini dibuat sebagai penghormatan bagi 手塚治虫 (Osamu Tedzuka), mangaka dari Tetsuwan Atom, yang berjasa mempopulerkan anime dan manga ke seluruh dunia.

Layar informasi di kereta reguler 京葉線 (Keiyousen) yang menunjukkan waktu tempuh (dalam menit) menuju stasiun berikutnya

Masih di kereta reguler 京葉線 (Keiyousen) mengarah 東京 (Toukyou) yang sama, sebelum kereta berhenti di stasiun 越中島 (Ecchuujima) layar di atas pintu yang akan terbuka menunjukkan tulisan こちら側のドアが開きます (Kochira gawa no doa ga hirakimasu, Pintu sisi ini akan terbuka).

Gak cuma di stasiun, informasi di dalam kereta juga gak kalah lengkapnya. Seperti bisa dilihat di foto di atas, layar informasi di dalam kereta akan berubah-ubah menunjukkan berbagai informasi tentang kereta yang sedang dinaiki. Gimana kalo kereta lagi penuh atau kita ketiduran sehingga gak bisa liat informasinya? Tenang aja, pengumuman suara dari speaker akan berbunyi dengan sangat jelas. Contohnya, saat kereta 日比谷 (Hibiyasen) berhenti di stasiun 銀座 (Ginza), akan terdengar "次は銀座、銀座です。銀座線と丸ノ内線は乗り換えのご案内です。足元にご注意ください、出口は右側です。 (Tsugi wa Ginza, Ginza desu. Ginzasen to Marunouchisen wa norikae no goannai desu. Ashimoto ni gochuui kudasai, deguchi wa migigawa desu., Stasiun berikutnya adalah Ginza, Ginza. Informasi bagi yang akan transfer ke jalur Ginza dan jalur Marunouchi. Mohon perhatikan langkah Anda, pintu keluar ada di sebelah kanan.)"

Pokoknya bagi para train otaku ataupun orang-orang yang mau merasakan nikmatnya naik angkutan umum, bisa coba muter-muter naik kereta di Jepang. Beneran deh bagi saya negara ini seperti surganya angkutan umum masal! ^_^

Pencarian loker koin di Stasiun Ueno


Jam 11:28, kami sampai di stasiun 上野 (Ueno). Sebelum berkunjung ke 上野公園 (Ueno Kouen, Taman Ueno), kami harus menitipkan koper terlebih dahulu di loker koin stasiun ini. Di bagian pertama tulisan ini saya sudah menjelaskan untuk membawa koper dengan ukuran yang sesuai dengan ukuran loker koin apabila kita memang berniat untuk menitipkan koper di dalam loker koin.

Coin Locker di stasiun 新橋 (Shinbashi)

Yang pertama harus dilakukan (tentunya sebelum berangkat) adalah cek loker koin di stasiun tujuan! Ada satu situs yang sangat berguna dalam mencari tahu hal ini yaitu コインロッカーサーチ (Koin Rokkaa Saachi, Coin Locker Search). Walaupun situs ini berbahasa Jepang, cukup gampang kok nelusurinnya karena link-link disini ditulis dengan roomaji, tinggal arahkan mouse ke atas link maka akan terbaca tulisan latinnya di halaman tujuannya. Pada halaman utama, klik tanda + di link sebelah kanan, tergantung lokasi stasiunnya, apakah merupakan stasiun JR, Tokyo Metro (Tokyo Subway), dsb. Setelah itu klik jalur lokasi stasiun tersebut, maka akan muncul daftar stasiunnya. Saya beri contoh, karena saya akan mencari loker koin di stasiun Ueno, saya klik Tokyo JR, Yamanotesen (jalur Yamanote), lalu klik di stasiun Ueno.

Di atas halaman akan muncul peta stasiun beserta angka-angka yang merupakan lokasi loker tersebut. Saya sarankan untuk mencetak peta ini di kertas karena akan sangat memudahkan mencari lokasi loker-loker ini. Keterangan dari tiap lokasi loker bisa dibaca di bagian bawahnya, saya coba jelaskan dengan lengkap dengan mengambil contoh loker nomor 6 yang merupakan loker incaran kami.

Tulisan warna orange setelah angka loker merupakan lokasi spesifik loker itu. Kalo gak ngerti bahasa Jepang abaikan aja, karena lokasinya bisa lumayan jelas dilihat di peta atas. Sebagai info, loker no 6 ini bertuliskan JR中央改札外 浅草口「喜多そば」横 (Jeiaa Chuuou kaisatsu soto, Asakusaguchi 'Kitasoba' yoko, di luar gerbang tiket JR Chuo, pintu Asakusa samping toko Kita Soba). Di bawah tulisan orange itu ada perkalian angka-angka yang merupakan dimensi loker dalam milimeter, dan di sebelah kanannya adalah harga (円; en) beserta jumlah loker yang tersedia (個; ko).

Lalu tiga baris terakhir dibawahnya berturut-turut adalah cara pembayaran, jam operasional loker, dan pengelola loker. Di baris cara pembayaran, biasanya sebagian besar akan tertulis 現金 のみ (genkin nomi, hanya dengan uang cash), yang berarti loker tersebut hanya bisa dibayar menggunakan uang koin ¥100! Pokoknya jangan lupa untuk mempersiapkan uang koin ¥100 sebelum menyimpan barang di loker ini... Beberapa loker canggih bisa dibayar menggunakan kartu SuicaPASMO, dll. Kalo bisa, ada tulisannya kok di baris itu juga. Di baris kedua, apabila tertulis 始発から 終電まで (shihatsu kara shuuden made) berarti jam operasionalnya sejak kereta pertama sampai kereta terakhir. Apabila tertulis 6時から 23時半まで (rokuji kara nijuusanjihan made) berarti sejak jam 06:00 sampai 23:30, tinggal lihat aja angkanya. Dan di baris terakhir ada huruf-huruf yang menandakan pengelola loker tersebut dengan nomor teleponnya, keterangannya ada di bagian paling bawah halaman, yang berjudul コインロッカー連絡先 (koin rokkaa renrakusaki, alamat kontak loker koin).

Ramainya stasiun 上野 (Ueno)

Tentunya faktor yang penting dalam memutuskan lokasi loker adalah dengan melihat jumlah loker. Waktu saya memutuskan bahwa kami akan mengincar loker 84×35×57 cm di lokasi nomor 6, saya hanya melihat dari jumlahnya yang banyak, yaitu 92 loker. Saya pikir dengan jumlah segitu kami gak akan kehabisan loker. Ternyata ada faktor lain yang harus dipertimbangkan, yaitu lokasi stasiun dan waktu. Stasiun Ueno adalah stasiun sangat besar yang tiap harinya dilalui ratusan ribu orang, gak sebanding dengan jumlah loker yang cuma ratusan. Selain itu, semakin siang loker-loker tersebut akan semakin terisi dan baru akan mulai kosong kembali di sore hari, sedangkan kami baru sampai di Ueno menjelang jam 12 siang.

Persiapan menyimpan barang di loker koin lokasi nomor 9

Sesampainya di stasiun Ueno, kami bergegas menuju lokasi loker nomor 6. Tapi, betapa kagetnya kami setelah tahu semua loker 84×35×57 cm disitu sudah penuh. Akhirnya kami coba cari di lokasi lain, dan 10 menit kemudian nemu juga loker kosong di lokasi nomor 9, yay! ^_^

Kunci loker saya dengan nomor 3080

Loker koin yang kosong bisa dilihat dari adanya kunci loker yang masih menggantung. Cara pakainya sangat mudah, pertama kita buka pintu lokernya dan masukkan semua barang. Setelah semua barang sudah masuk, tutup kembali lokernya, lalu masukkan koin ¥100 ke lubang koin di atas kunci. Kenapa tadi saya bilang harus punya uang koin ¥100? Soalnya lubang koinnya cuma muat untuk dimasukkan uang koin ¥100... Masukin terus koin ¥100 sampai angka digitalnya berkurang menjadi nol. Kalau sudah nol, tekan pintu lokernya biar rapat, lalu putar kuncinya. Voila! Loker akan terkunci dan kuncinya akan terlepas! Terdapat label nomor loker (3080), nama stasiun (上野; Ueno), dan lokasi lokernya (しのばず口; Shinobazuguchi) pada kunci agar pengguna loker gak lupa posisi lokernya.

Setelah saya memasukkan koper dan ransel besar saya ke dalam loker dan mengeluarkan ransel kecil saya, saatnya perjalanan kita dimulai! Ayo kita pergi ke taman Ue... Eh, ada apa Kesthi? Kopernya gak muat?! Haduh, kan dari awal udah kita rencanain, jangan bawa koper yang melebihi ukuran loker 84×35×57 cm... Dapet loker segini aja untung-untungan, apalagi nyari yang lebih gede D: Kami kemudian cari lagi loker dengan dimensi yang lebih besar, tapi gak dapet juga... Micky mencoba bertanya ke pusat informasi turis di dekat pintu utama stasiun, tapi mereka bilang bahwa koin loker biasanya udah penuh di siang hari.

京成上野駅 (Keisei Uenoeki), stasiun penyelamat :P

Akhirnya kami pasrah dan memutuskan langsung menuju taman Ueno sambil membawa koper Kesthi yang sangat besar itu. Kami keluar dari stasiun, dan saat menuju ke arah taman Ueno saya melihat ada signage stasiun 京成上野 (Keisei Ueno) yang lokasinya berada di bawah taman Ueno. Kami pun coba mampir dulu kesitu, siapa tahu aja ada loker yang masih kosong. Ternyata sebagian besar loker disini masih kosong, termasuk loker jumbo seharga ¥600 untuk memuat koper Kesthi, yay! ^_^

Mission complete!

Taman Ueno: Taman besar di tengah kota


Peta 上野公園 (Ueno Kouen)

上野公園 (Ueno KouenTaman Ueno) adalah taman berukuran sangat luas yang berada di pusat kota Toukyou. Taman ini memiliki beberapa museum, kebun binatang, danau, dan ditumbuhi pohon sakura di sepanjang jalannya. Rencananya di jadwal kami berada disini mulai jam 10:00-13:00, tapi apa boleh buat kami baru bisa sampai disini jam 12:20 :(

Saya di pintu masuk 上野公園 (Ueno Kouen) dengan latar pohon sakura di sebelah kanan yang bunganya mulai mekar 

Hal pertama yang kami perhatikan di pintu masuk taman adalah sebuah pohon sakura yang daunnya mulai mekar berwarna merah jambu, yang menandakan musim semi telah dimulai. Orang-orang pada ramai menjadikan pohon sakura ini sebagai obyek foto.

The forest of lovers? Hahaha, kapan-kapan saya bawa pacar deh kalo kesini lagi :P

Pohon sakura yang masih belum tumbuh daunnya

Apa itu ada rame-rame? Sepertinya ada bau makanan dari arah sini...

Berbagai booth makanan Jepang dengan latar belakang 弁天堂 (Bentendou

Booth yang menjual からあげ (karaage, ayam goreng potong) di sebelah kiri dan 豚玉焼 (butatamayaki, semacam okonomiyaki tapi dengan bahan babi) di sebelah kanan

Hal pertama yang bikin bingung bagi orang yang belum pernah ke Jepang: Memilih rasa minuman yang akan dibeli di vending machine XD An, kayaknya mendingan beli es krim aja deh di vending machine sebelah kanan, haha...

Karena gak banyak waktu, tujuan kami kesini jadi cuma buat refreshing, jalan-jalan sore. Selagi jalan menuju pusat taman, kami lihat di arah barat menuju 弁天堂 (Bentendou, Aula Benten) dan 不忍池 (Shinobazuike, Danau Shinobazu) ada banyak booth makanan. Kebetulan kami juga kelaparan belum makan apa-apa sejak di pesawat, akhirnya kami samperin deh :)

Burung-burung beterbangan di atas danau Shinobazu yang dikelilingi gedung-gedung tinggi

つり禁止 (tsuri kinshi, dilarang memancing). Beberapa burung camar terbang diatasnya.


ボート場 (bootoba; kolam perahu), dimana kita bisa naik perahu di atas danau

Jalan setapak yang membelah danau

Perahu di atas danau dengan latar belakang gedung bertingkat
Burung-burung bersantai di atas pagar danau

Banyak juga orang yang menjadikan burung-burung disini sebagai obyek foto mereka

Setelah cukup mengisi perut, kami jalan-jalan memutari daerah Bentendou dan danau Shinobazu yang mengelilinginya. Banyak species burung berkumpul di danau Shinobazu ini yang saya gak pernah liat sebelumnya. Burung-burung ini juga jinak, mereka gak takut mendekat ke manusia. Kecuali~ Pastinya kalo kita berusaha pegang, mereka langsung kabur semua >:(

弁天堂 (Bentendou)

Setelah memutari danau Shinobazu, kami kembali ke arah Bentendou untuk lanjut menjelajahi taman Ueno. Tapi, saat kami melewati Bentendou, suhu udara tiba-tiba turun drastis menjadi dingin. Angin juga bertiup sangat kencang sampai-sampai pasir di sekeliling Bentendou terbang tak terkendali bikin mata kami kelilipan. Kami berlari ke arah pusat taman Ueno untuk menghindari pasir-pasir yang makin banyak terbang ketiup angin.

桜の木 (Sakura no ki, pohon ceri)

Kalo dilihat dari dekat, bunganya sebenernya masih jarang-jarang. Segini aja udah bagus, apalagi kalau udah lebat ya?

Blom ke Jepang kalo blom foto di bawah pohon sakura dengan pose peace :P

Wah, ternyata semakin menuju ke pusat taman Ueno, bunga-bunga sakura juga semakin banyak yang terlihat mekar! Indahnya... ^_^

Tokyo 2020 Candidate City: 2020年オリンピック・パラリンプックを日本で! (Nisennijuunen Orinpikku Pararinpikku wo Nihon de!; Tahun 2020 Olimpiade dan Paralimpiade di Jepang!) 

Oh iya, banyak banner yang terpasang di daerah taman Ueno untuk mempromosikan Toukyou sebagai kota kandidat tuan rumah Olimpiade 2020. (Yang kemudian akhirnya memang sukses dimenangkan oleh Toukyou, selamat yaa!!! Saya pengen banget nonton langsung Olimpiade tahun 2020!)

Orang-orang menonton pertunjukan pesulap. Iya iya pasti pada nanya, kenapa yang keliatan cuma gambar kepala orang? Tau sendiri kan saya pendek, udah gitu yang nonton juga rame :(

Pintu masuk 恩賜上野動物園 (Onshi Ueno Doubutsuen, Kebun Binatang Ueno Imperial)

Maaf ya, panda juga butuh privasi waktu bercinta, emangnya manusia aja?

Kotak surat berbentuk panda

Harap maklum, soalnya di negara itu gak bisa maenan burung kayak disini, makanya kami puas-puasin disini, hehe...

Ini kenapa berasa kayak di Ragunan, bukan di Ueno?!
東京都美術館 (Toukyouto Bijutsukan, Museum Seni Tokyo Metropolitan)

Kotak telepon umum yang masih dirawat dengan baik walaupun udah gak ada yang pake

Di plaza pusat dari taman Ueno, sedang berlangsung atraksi pesulap jalanan yang sangat menarik perhatian orang-orang yang lewat. Di sebelah barat dari sini ada 恩賜上野動物園 (Onshi Ueno Doubutsuen, Kebun Binatang Ueno Imperial), di sebelah utara ada 東京国立博物館 (Toukyou Kokuritsu Hakubutsukan, Museum Nasional Tokyo), dan di sebelah timur ada 国立科学博物館 (Kokuritsu Kagaku Hakubutsukan, Museum Nasional Alam dan Ilmu Pengetahuan). Saya pengen banget masuk ke ketiga tempat ini, sayangnya karena udah jam 13:30, gak ada satupun yang berhasil kami kunjungi.

スターバックス (Starbucks) yang berlokasi di taman Ueno ini memiliki desain sangat unik yang berpadu dengan unsur taman Ueno :)

Angin kencang berdebu membuat langit dari barat menjadi berwarna coklat

Orang-orang banyak memilih untuk menghindari taman Ueno dan masuk ke stasiun Ueno yang aman dari angin
Kantor pusat 東京メトロ (Toukyou Metoro, Tokyo Metro) yang berada di atas stasiun 上野 (Ueno).
Foto dulu di depan stasiun 上野 (Ueno) :)

Angin kencang kembali bertiup dari arah barat, kali ini sampai menerbangkan debu ke langit. Langit dari arah barat berubah warna menjadi coklat disertai dengan hembusan angin yang sangat dingin. Hmm, sekarang saya baru tau kenapa banyak banget orang Jepang yang pake masker... Ternyata cuaca sewaktu peralihan musim dari musim dingin ke musim semi memang menimbulkan angin kencang. Karena cuacanya semakin gak nyaman bagi kami untuk lanjut mengitari taman Ueno, kami lalu berjalan ke arah timur kembali ke stasiun Ueno.

Ameyoko: Gang pasar yang ramai


アメヤ横丁 (Ameya Yokochou) berada di bawah jalur rel kereta 山手 (Yamanote) mulai dari stasiun 上野 (Ueno) sampai stasiun 御徒町 (Okachimachi)

Rencana selanjutnya, kami akan berjalan melewati アメヤ横丁 (Ameya Yokochou, arti harfiahnya yaitu "gang penjual permen") yang biasa disebut sebagai アメ横 (Ameyoko). Ameyoko adalah jalan kecil yang berada paralel di bawah jalur rel 山手 (Yamanote) dari 上野駅 (Uenoeki, stasiun Ueno) sampai 御徒町駅 (Okachimachieki, stasiun Okachimachi). Di sepanjang Ameyoko, banyak sekali penjual yang menawarkan dagangannya, mulai dari ikan sampai ke suvenir Jepang.

Papan nama アメ横 (Ameyoko). Walaupun jalanannya sempit, ramai, dan kurang nyaman, tapi Ameyoko menawarkan banyak pilihan barang dengan harga yang murah. Oleh-oleh khas Jepang juga bisa didapat disini dengan harga murah.

Berbagai macam toko berderet rapat di bawah rel

Penyeberangan yang sangat ramai di ujung アメ横 (Ameyoko) dekat pintu masuk stasiun 御徒町 (Okachimachi

Ameyoko sangat ramai karena letaknya sangat strategis. Orang-orang juga banyak yang berbelanja disini karena harganya lebih murah dibandingkan dengan lokasi lain di Toukyou.

Ada patung kelinci di depan toko うさぎや (Usagiya). FYI, "usagi" artinya adalah "kelinci".

Kami hanya melewati Ameyoko karena waktu sudah menunjukkan jam 14:00 dan masih ada satu lagi lokasi yang harus kami kunjungi sebelum sore hari. Tapi sebelum itu, Micky mau mengunjungi うさぎや (Usagiya), toko yang terkenal dengan どらやき (dorayaki) yang enak. Toko Usagiya ini terletak gak jauh dari stasiun 上野広小路 (Uenohirokouji). Rencananya Micky mau beli dorayaki untuk oleh-oleh buat dibawa pulang ke rumah, tapi petugas tokonya mengatakan bahwa dorayaki ini hanya tahan disimpan 2 hari. Walaupun begitu, Micky tetep beli sekotak dorayaki untuk dimakan di kamar, soalnya dia bilang gak enak kalo udah tanya-tanya tapi gak jadi beli, hehe... Harga dorayakinya adalah ¥205 per 1 buah.

Pintu masuk stasiun 上野広小路 (Uenohirokouji)

Peron stasiun 上野広小路 (Uenohirokouji). Tiang di tengah terlihat sangat kuno dan kusam. Tapi saya bisa maklum, karena jalur 銀座 (Ginza) ini merupakan jalur Tokyo Metro tertua dan telah beroperasi sejak tanggal 30 Desember 1927, lebih dari 80 tahun yang lalu.

Setelah itu, kami menuju ke stasiun 上野広小路 (Uenohirokouji) untuk menaiki kereta 銀座線 (Ginzasen, jalur Ginza) ke stasiun 浅草 (Asakusa). Perjalanan ditempuh dengan waktu 6 menit, dari Uenohirokouji jam 14:37, sampai di Asakusa jam 14:43.

Sensouji: Mengintip Toukyou masa lampau


雷門 (Kaminarimon), pintu masuk paling selatan menuju komplek 浅草寺 (Sensouji). Gerbang ini merupakan salah satu tempat berfoto favorit karena lokasinya sangat dekat dengan jalan raya dan stasiun 浅草 (Asakusa). Dari bule sampai orang Jepang akan foto-foto disini jadi jangan harap bisa ambil foto bersih tanpa orang-orang di latar belakangnya, hahaha...

浅草寺 (Sensouji, Kuil Sensou) adalah sebuah komplek kuil yang sangat terkenal di Toukyou. Sensouji dapat ditempuh dengan berjalan kaki dari stasiun 浅草 (Asakusa). Oh iya, ada 2 lokasi stasiun Asakusa, yang pertama adalah stasiun Asakusa yang dilalui kereta Tokyo Metro, Toei, dan Tobu, lokasinya di dekat 隅田川 (Sumidagawa, sungai Sumida). Yang kedua adalah stasiun Asakusa baru yang dilalui kereta Tsukuba Express di sebelah barat komplek Sensouji. Stasiun Asakusa Tokyo Metro/Toei/Tobu lebih dekat jaraknya ke Sensouji.

Toko-toko di sepanjang 仲見世通り (Nakamisedoori)

Anjing putih besar yang selalu ada disini dari 2 kali kunjungan saya ke Sensouji. Orang-orang pada mau pegang dan foto-foto dengan anjing ini.

東京スカイツリー (Tokyo Skytree) menjulang tinggi terlihat dari komplek Sensouji

Memasuki 雷門 (Kaminarimon) yang merupakan pintu utama Sensouji dengan lentera super besar bertuliskan kanji nama gerbang tersebut, kita bisa lihat banyak toko-toko berjejer di sisi jalan. Jalan ini dinamakan 仲見世通り (Nakamisedoori, jalan Nakamise). Nakamisedoori adalah tempat yang sangat cocok untuk beli oleh-oleh Jepang, mulai dari kue, makanan ringan, baju, pokoknya benda-benda khas Jepang kuno. Jadi kalo bingung mau bawa pulang oleh-oleh apa, sempatkan diri untuk berkunjung kesini, banyak banget pilihannya.

Pintu gerbang kedua, 宝蔵門 (Houzoumon). Bangunan 本堂 (hondou, kuil utama) bisa terlihat jauh di belakang Houzoumon.

Lihat besarnya ukuran lentera-lentera ini! Gimana kalo ada orang yang ketiban ya?
五重塔 (gojuunotou, pagoda bertingkat lima) di samping Houzoumon

Kalau kita berjalan lurus menyusuri Nakamisedoori ke arah utara, kita akan sampai di gerbang kedua yaitu 宝蔵門 (Houzoumon) dengan ukuran yang jauh lebih besar dari Kaminarimon. Di dalam Houzoumon terletak komplek kuil utama. Orang Jepang biasanya mengunjungi 本堂 (hondou, kuil utama) untuk berdoa.

おみくじ (Omikuji)

Di sekeliling komplek Sensouji (dan juga di seluruh kuil di Jepang) kita juga bisa lihat banyak おみくじ (omikuji). Omikuji adalah semacam ramalan yang bisa kita dapat (baca: beli) secara acak. Omikuji di komplek Sensouji ini menggunakan metode manual dalam pengundian ramalannya, bisa dilihat di foto di atas. Sebelumnya, kita masukkan dulu uang koin ¥100 ke laci besar yang ada di bawah. Sebenernya bisa aja sih langsung ambil undiannya, tapi entah nasib apa yang nanti akan menimpa kita, hahaha... Abis cemplungin ¥100, kocok kotak berwarna perak, lalu balikkan dan akan keluar satu buah sumpit dari kotak itu. Lihat di ujung sumpit itu, ada angka yang ditulis dalam huruf kanji. Cari laci yang bertuliskan kanji sumpit itu. Kalo gak bisa baca kanji, sebenernya tinggal samain aja kok gambar kanji nya dengan gambar kanji di lacinya. Buat yang penasaran kanji-kanji itu maksudnya apa: 一 (satu), 二 (dua), 三 (tiga), 四 (empat), 五 (lima), 六 (enam), 七 (tujuh), 八 (delapan), 九 (sembilan), 十 (sepuluh/puluhan). Nanti di dalam lacinya ada kertas hasil ramalan kita. Tenang, gak perlu takut gak bisa baca, ada terjemahan bahasa Inggris nya juga kok di kertas itu, hehe... :) Kalo hasil ramalannya buruk, kita harus melipat dan menggantung kertas ramalan itu di papan yang biasanya ada di samping omikuji, tujuannya agar nasib buruk itu gak menimpa kita.

新仲見世商店街 (Shinnakamise Shoutengai) yang dipenuhi toko-toko modern

Variasi menu たこ焼き (takoyaki) yang dijual di 築地銀だこ (Tsukiji Gindako)

Menunggu takoyaki dibungkus

Waktu sudah menunjukkan jam 15:45, yang berarti kita harus check-in menuju hostel kami, 東京バックパッカーズ (Tokyo Backpackers). Tapi sebelumnya, kami mencari makanan dulu di 新仲見世商店街 (Shinnakamise Shoutengai, distrik perbelanjaan Shinnakamise) yang jalannya berpotongan dengan jalan Nakamise lama. Shinnakamise ini, seperti namanya yang berarti "Nakamise baru", adalah jalan yang dipenuhi toko-toko modern. Kami mampir beli たこ焼き (takoyaki, bola cumi-cumi goreng) yang dijual di 築地銀だこ (Tsukiji Gindako), atau biasa disebut Gindaco karena perut udah kembali lapar.

Bersambung ke bagian 4...

No comments:

Post a Comment