Tulisan tentang hari pertama ini meliputi review saya tentang penginapan 東京バックパッカーズ (Tokyo Backpackers) yang dilanjutkan dengan perjalanan saya ke 東京スカイツリー (Tokyo Skytree).
) jam 15:58 (cuma 3 menit!) untuk mengambil koper yang kami titipkan di loker koin. Setelah itu, di stasiun Ueno kami menyantap takoyaki Gindaco sebelum akhirnya naik kereta 常磐線 (
, jalur Joban). Berangkat dari stasiun Ueno jam 16:46, dan sampai di stasiun 南千住 (
Tempat menginap kami selama liburan di Kantou ini yaitu sebuah hostel bernama 東京バックパッカーズ (Toukyou Bakkupakkaazu, Tokyo Backpackers), selanjutnya akan saya singkat sebagai TBP.
Biaya yang kami keluarkan untuk menginap selama 8 hari yaitu ¥14700 per orang, udah termasuk diskon untuk 1 hari karena bagi tamu yang menginap selama 7 hari akan mendapatkan bonus 1 hari. Untuk mengubah menjadi rupiah tinggal tambahin aja 2 angka nol dibelakangnya, yang berarti biaya menginap per malam adalah ¥2100 atau sekitar Rp210.000. Murah banget! Pembayaran dilakukan dengan transfer 50% uang muka sebelum berangkat, dan 50% sisanya dibayar langsung di TBP.
|
Stasiun 南千住 (Minamisenju) |
TBP dapat diakses dengan berjalan kaki sekitar 10 menit dari 南千住駅 (
Minamisenjueki, stasiun Minamisenju). Ada 3 jalur yang melewati stasiun ini yaitu
常磐線 (
Joubansen) milik JR,
日比谷線 (
Hibiyasen) milik Tokyo Metro, dan
つくばエクスプレス (
Tsukuba Ekusupuresu,
Tsukuba Express) milik MIR. Jalur Jouban dan Hibiya terletak melayang, sedangkan jalur Tsukuba Express terletak di bawah tanah.
|
Jembatan penyeberangan Minamisenju. Diatasnya melintas kereta jalur 日比谷 (Hibiya)... |
|
...dan dibawahnya melintas jalur rel menuju depo kereta JR. |
Patokannya adalah pintu selatan stasiun Tokyo Metro Minamisenju, persis setelah keluar dari situ ada jembatan penyeberangan besar yang melewati jalur-jalur rel dibawahnya. Setelah menyeberangi rel, jalan lurus terus sampai lampu merah ketiga. Pokoknya setelah lewat lampu merah kedua (yang ada セブン-イレブン (7-Eleven) di sebelah kanan jalan), di lampu merah berikutnya langsung belok kanan. Gak jauh dari perempatan itu, setelah lewat toko 島田屋 (Shimadaya), nanti terlihat rumah di sisi kanan jalan bertuliskan "Avancer Minamisenjyu Guesthouse", itulah tempatnya.
Fasilitas di hostel TBP ini sangat lengkap, bisa dilihat di
situsnya. Karena ini adalah hostel, maka dalam satu kamar terdapat banyak tempat tidur, share dengan tamu lainnya, semacam kamar asrama gitu deh... Kamar tidur untuk laki-laki berada di lantai 2, sedangkan untuk perempuan berada di lantai 3. Sedangkan untuk toilet dan kamar mandi terpisah. Kamar mandi berada di lantai 1, dilengkapi banyak booth-booth kecil untuk menampung banyak tamu jadi jangan takut ngantri kalo mau mandi. Sedangkan toilet berada di lantai 2 dan 3, dipisah untuk tiap kelamin. Kamar mandi udah lengkap dengan air panas. Iya lah, kalo gak ada air panas bisa mati beku. Orang kalo cuci tangan aja langsung mati rasa karena air yang keluar dingin banget... Ada juga mesin cuci koin yang tersedia di koridor kamar mandi dan halaman belakang.
|
Dapur yang lengkap dan sangat bersih! |
Selain fasilitas standar untuk tidur dan mandi, TBP juga menyediakan dapur dengan peralatan lengkap (lemari es, kompor listrik, oven, pemanas air, dan berbagai perlengkapan makan). Setelah selesai menggunakan perlengkapan makan, jangan lupa untuk mencuci sendiri semua perlengkapan tersebut. Jagalah selalu kebersihan di Jepang, jangan ikut-ikutan kebiasaan di negara itu. Untuk menggunakan lemari es, ada aturan lucu yang tertulis di pintu kulkasnya, bahwa semua barang yang masuk lemari es harus ditulisin nama (udah disediakan juga spidol yang digantung di pintu kulkas). Kalo ada barang di dalam lemari es yang gak bernama, berarti barang itu adalah milik bersama, hahaha... :D
Oh iya, di Jepang hampir semua
air keran dapat diminum (yang gak bisa diminum biasanya ada peringatannya, dan saya juga sebenernya gak berani kalo minum air dari kamar mandi/toilet), termasuk air dari keran untuk cuci piring di dapur ini. Jadi gak perlu cari-cari dispenser galon air, karena airnya memang bisa langsung diminum dari keran :) Sekedar tips biar bisa ngirit biaya air minum yang lumayan mahal, tiap pagi jangan lupa isi botol PET kosong dengan air putih sebelum berangkat, biar kita gak perlu lagi beli minum.
|
Tv di ruang tamu |
|
Berbagai manga yang tersedia untuk dibaca yang tentunya semua berbahasa Jepang |
Di ruang tamu utama kita bisa menonton tv, baca manga, dan menjelajah internet lewat 2 unit PC yang tersedia. TBP juga menyediakan wi-fi yang sangat berguna untuk
update-update status menerima informasi di ponsel kita. Selain itu, di ruang tamu juga tersedia berbagai brosur wisata di daerah Toukyou dengan bahasa Inggris maupun Jepang.
Walaupun Jepang terkenal sebagai negara yang aman, tapi pengamanan di hostel tetap diutamakan. TBP beroperasi dari jam 08:00-11:00 (untuk check-out) dan jam 16:00-21:00 (untuk check-in). Pada jam-jam tersebut, tamu hostel bebas keluar masuk hostel. Sedangkan pada jam curfew yaitu 11:00-16:00, TBP tertutup untuk umum dan semua tamu diharuskan keluar karena hostel akan dibersihkan (barang-barang tetap bisa ditinggal di kamar). Nah, gimana kalo kita mau pulang malam setelah 21:00 sampai 08:00? Pintu TBP terkunci, tapi tamu akan diberikan angka password untuk membuka kunci pintu hostel. Kita tinggal pencet keypanel yang ada di samping pintunya. Keypanel nya keren, angkanya akan berubah-berubah lokasinya, gak urut dari 1-9 dan 0, misalnya 0 nya bisa pindah ke atas, 2 nya pindah ke bawah, dll. Jadi orang gak bisa nebak-nebak dengan liat bekas sidik jari di keypanel :D Begitu pula dengan kamar tidur yang selalu terkunci, cara membukanya sama yaitu dengan pencet keypanel yang ada di atas gagang pintu sesuai password.
|
Pemandangan keluar dari jendela kamar kami |
Waktu pertama kami sampai di TBP, agak ragu soalnya dari luar bentuk hostelnya kayak rumah kecil. Setelah kami berdiri agak lama di depan TBP, seorang Jepang bernama Kouji yang merupakan salah satu pemilik TBP membukakan pintu bagi kami, dan dia tahu kalo kami datang dari Indonesia. Haha, pasti gara-gara keliatan kayak orang bingung ya? XD Koujisan menyapa kami dengan berbahasa Inggris yang sangat lancar, lalu kami pun diantar ke kamar. Saya, Aan, dan Micky berada di kamar 202, sedangkan Kesthi dipisah di kamar di lantai 3.
|
Kamar kami para cowok di lantai 2, kamar 202 |
Di dalam kamar kami diberikan bed cover dan selimut. Terdapat juga sendal indoor untuk dipakai di dalam kamar atau rumah. Ada rak kecil untuk meletakkan sepatu setelah kita masuk ke kamar, jadi jangan pakai sepatu di dalam kamar karena gak sopan, apalagi bagi tamu Jepang lain yang sekamar dengan kita! Tapi waktu pertama saya masuk menginjakkan kaki di kamar, lantainya itu berdebu tebal seakan udah lama gak pernah dibersihin. Padahal katanya tiap siang hari sewaktu curfew hostelnya dibersihin ¬_¬
Selesai beres-beres barang di kamar, kami kembali ke ruang tamu, lalu Koujisan menjelaskan semua fasilitas TBP termasuk memberikan kertas kecil yang berisi password pintu depan dan password kamar. Kami istirahat sesaat di ruang tamu regangin kaki sambil internetan. Tiba-tiba ada cowok Jepang yang juga lagi duduk di ruang tamu mengajak kami ngobrol-ngobrol, sambil berkali-kali minta maaf karena bahasa Inggrisnya jelek. Dia tanya-tanya tentang Indonesia, dia juga tahu Indonesia mayoritas beragama Islam, sambil bilang "Asaramuaraikum", hahaha... Kemudian Koujisan juga mengajak kami untuk ikut cooking party besok malam di TBP, sayangnya jadwal kami gak memungkinkan :( Wah kesan pertama saya menginap di hostel, ternyata orang-orang Jepang jauuuh lebih ramah dari yang saya bayangkan sebelumnya ^_^
Skor: 9/10
(+) Harga sangat murah, berlokasi di pusat kota Toukyou, fasilitas sangat lengkap, atmosfer yang nyaman.
(-) Toilet gak ada bidetnya, kamar sangat berdebu waktu pertama kali datang, sedikit orang asing karena sebagian besar tamu yang menginap adalah orang lokal Jepang.
Komentar Wibo: Bagi para turis di Toukyou yang sering menghabiskan waktu di luar penginapan, TBP adalah hostel yang fantastis dengan kualitas yang jauh melebihi harganya. Yang penting jangan lupa untuk bawa perlengkapan mandi sendiri karena gak disediakan. Masalah terbesar saya hanya satu, yaitu toilet yang gak memiliki bidet, karena saya gak biasa aja cebok tanpa air, hehe...
Membeku di Toukyou Skytree
|
Peron stasiun とうきょうスカイツリー (Toukyou Sukaitsurii), masih sangat baru |
Setelah kami cukup beristirahat, kami kembali melanjutkan perjalanan malam hari ini menuju Toukyou Skytree. Suhu di kota Toukyou menunjukkan angka 14°C sewaktu kami keluar dari hostel. Kami menaiki kereta jalur Jouban dari stasiun Minamisenju jam 19:28, sampai di stasiun 北千住 (
Kitasenju) jam 19:30. Transfer ke
東武スカイツリーライン (
Toubu Sukaitsurii Rain,
Tobu Skytree Line) dari stasiun Kitasenju jam 19:34 dan sampai di stasiun とうきょうスカイツリー (
Toukyou Sukaitsurii, Tokyo Skytree) jam 19:53.
|
Toukyou Skytree dilihat dari bawah |
|
Tingginya~ Di foto ini gak bisa keliatan, tapi lampu yang ada di atas Toukyou Skytree sebenarnya berputar mengelilingi 天望デッキ (Tenbou Dekki, Tembo Deck) di tengah menara. |
Stasiun ini terletak persis di bawah menara
東京スカイツリー (
Toukyou Sukaitsurii,
Tokyo Skytree). Toukyou Skytree dengan tinggi 634 m adalah menara tertinggi di dunia dan merupakan
bangunan tertinggi kedua di dunia setelah
Burj Khalifa.
|
Orang-orang yang kedinginan |
Rencananya tujuan kami malam ini adalah naik ke atas Skytree. Saat kami berjalan keluar dari stasiun ke atas tanah, ya ampun anginnya kenceng banget dan dinginnn! Saya cek suhu pada saat itu ternyata sudah turun mencapai 5°C. Kami pun langsung memakai sarung tangan karena dinginnya nembus ke tulang tangan. Setelah kami berempat berfoto di bawah Skytree menggunakan kamera digital Micky, kami buru-buru masuk ke dalam gedung, dinginnya gak nahan...
|
Denah Skytree. Terdapat dua tingkat yang dapat dinaiki, yaitu 天望デッキ (Tembo Deck) pada ketinggian 350 m dan 天望回廊 (Tembo Galleria) pada ketinggian 450 m. Lebih jelasnya akan saya jabarkan saat kami kembali lagi kesini di hari ke-7. |
|
Pengumuman bahwa penjualan tiket ditutup karena angin kencang yang mempengaruhi operasional lift. |
Ternyata, loket pembelian tiketnya ditutup... :( Penyebabnya adalah angin kencang yang membuat lift Skytree berhenti beroperasi demi alasan keamanan. Gak papa deh, tapi besok-besok kami akan coba kembali lagi kesini.
|
Perubahan dari stasiun 押上 (Oshiage) yang masih baru... |
|
...ke stasiun 浅草 (Asakusa) yang lebih kuno... |
|
...sampai ke stasiun 上野 (Ueno) yang semakin kuno lagi. |
Kami pulang dari stasiun 押上 (
Oshiage) jam 21:20, naik kereta 浅草線 (
Asakusasen) sampai di stasiun 浅草 (
Asakusa) jam 21:23. Transfer ke kereta 銀座線 (
Ginzasen) jam 21:35 sampai di stasiun 上野 (
Ueno) jam 21:40. Terakhir, kami transfer ke kereta 日比谷線 (
Hibiyasen) jam 21:53 sampai di stasiun 南千住 (
Minamisenju) jam 21:59.
|
Beli bentou di 7-Eleven untuk makan malam |
Di perjalanan dari stasiun Minamisenju ke hostel Toukyou Backpackers, kami mampir dulu ke
セブン-イレブン (
Sebun Irebun,
7-Eleven) untuk beli makan malam. Karena saya, Micky, dan Kesthi adalah orang Islam, kami harus berhati-hati memilih makanan tanpa unsur babi. Gimana caranya biar tau apakah makanan itu terbuat dari babi? Mau gak mau, kita harus bisa baca tulisan kanjinya. Kalo misalnya ada kanji
豚 (
buta, babi) berarti makanan tersebut memiliki bahan babi. Setelah menginspeksi berbagai bentou di konbini dan juga bertanya ke petugasnya, kami membeli 海老天重 (
ebi tenjuu, nasi dengan udang tempura). Sedangkan kalo Aan sih gampang, tinggal asal pilih. Dia membeli 熟成豚のねぎ塩カルビ (
jukusei buta no negishio galbi;
galbi bawang garam dari daging babi matang). Masing-masing bentou harganya ¥398 dengan porsi yang lumayan besar.
Oke, liburan hari pertama kami di Toukyou selesai! Mari cepat tidur biar besok energi terkumpul lagi! ^_^
Pencapaian Wibo di hari ke-1: Menaklukkan stasiun super besar Ueno :D
Kegagalan Wibo di hari ke-1: Hanya dapat menyelesaikan 40% kegiatan dari jadwal awal yang dibuat
Rekap hari pertama dari Wibo:
- Ueno Kouen adalah tempat yang sangat saya rekomendasikan untuk dikunjungi untuk semua orang yang datang ke Toukyou. Kalian yang mau ngirit bisa muter-muterin taman ini dan menikmati keindahan alamnya sampe gempor. Kalian yang punya uang berlebih bisa masuk ke kebun binatang atau berbagai museum yang ada di taman ini, harga tiketnya sekitar ¥600. Saran saya, pergilah kesini pertengahan bulan April dimana pohon sakura sudah berbunga mekar.
- Ameyoko adalah tempat berbelanja bagi orang-orang yang mau ngirit, karena banyak barang-barang murah yang dijual. Hanya saja Ameyoko sangat ramai, mungkin perbandingannya kayak pasar tumpah di negara itu...
- Sensouji adalah kuil Jepang yang harus dikunjungi bagi orang yang belum pernah kesini. Tapi kalo yang udah pernah silakan coret dari jadwal, karena didalemnya ya begitu-begitu aja. Kecuali kalo mau belanja oleh-oleh unik khas Jepang di Nakamisedoori. Harga-harga barang disini lebih tinggi dibandingkan di Ameyoko.
Bersambung ke bagian 5...
No comments:
Post a Comment