October 4, 2011

Ulasan: Transjakarta feeder 1

Tulisan ini aslinya saya posting di milis STJ pada 3 Oktober 2011, jam 17:34

Tanggal 29 September 2011, sepulang kantor saya langsung meluncur ke Green Garden buat cobain feeder 1. Sampai di Green Garden 19:24, saya beli tiket ke petugas ticketing yang ada di halte, trus liat ada beberapa orang perempuan duduk di bangku pojok dekat antrian feeder. Beberapa traja kor 8 arah Lebak Bulus lewat, tapi mereka gak juga naik, saya pikir wah penumpang feeder ini udah lumayan banyak di hari kedua. 22 menit kemudian, jam 19:46, traja mini feeder 1 arah Puri Indah akhirnya datang. Lho tapi kok cuma saya penumpang yang naik? Ternyata mereka ini adalah para penunggu duduk, yang ngincer traja kosong yang ditembak ke Green Garden setelah isi BBG dari Depo K Pesing, haduuuhh, niat banget sih nunggu duduknya... >_<


Saya masuk ke traja dan kasih karcis ke onboard buat disobek. Gak lama, di TL Kedoya traja belok kanan dan langsung berenti di halte Kedoya Raya Timur yang letaknya gak begitu jauh dari TL Kedoya. Saya kepikiran, siapa juga yang mau naik & turun di sini. Kecil kemungkinan penumpang akan naik dari sini, soalnya tiket feeder cuma bisa dibeli 'sepaket' dengan tiket traja koridor utama yaitu Rp6.500, berarti penumpang yang naik dari sini bakalan rugi Rp3.500. Kecil kemungkinan juga penumpang akan turun di sini, soalnya letak halte ini gak begitu jauh dari halte Assiddiqiyah. Kalo rumah saya ada di sekitar situ, saya mending turun di Assiddiqiyah dan jalan kaki dikit, dibanding turun disitu dengan mesti nambah beli tiket feeder Rp3.000.

Setelah traja mini saya melewati halte Kedoya Raya Timur, saya baru sadar bahwa feeder 1 adalah rute transportasi dengan perencanaan terburuk yang pernah ada.

Rute feeder 1 dengan perencanaan asal-asalan

Oh iya, saya akan banyak jelasin masalah teknis, jadi yang gak tertarik dengan teknis operasional mungkin bisa skip baca tulisan ini :)

Sebelum saya jelasin, biar lebih ngerti apa yang saya maksud, coba liat dulu peta rute feeder 1 disini. Liat rute feeder 1 di bagian kiri atas peta (atau bisa liat peta di artikel ini). Dari Taman Kota/Green Garden menuju Puri Indah akan melewati 5 halte yaitu: Kedoya Raya Timur, Mutiara Kedoya, Kembangan, Pesanggrahan, dan Pasar Puri Selatan. Sedangkan dari Puri Indah menuju Green Garden/Taman Kota akan melewati 3 halte yaitu: Walikota Jakarta Barat, Pasar Puri Utara, dan Kedoya Raya Barat. Seluruh halte feeder berada di sebelah kiri, yang berarti kita gak mungkin bisa transit ke arah sebaliknya. Ada beberapa kesimpulan yang saya bisa ambil dari rute feeder 1 ini.

Pertama, sangat kecil kemungkinan penumpang naik (beli tiket) dari halte Kedoya Raya Timur sampai Pasar Puri Selatan. Alasannya seperti yang tadi saya bilang, kita gak bisa cuma beli tiket feeder tanpa beli tiket traja koridor utama. Perjalanan dari halte-halte tersebut ke Puri Indah dengan harga Rp6.500, asumsi saya gak akan menarik penumpang, kecuali kalo kita bisa beli tiket dengan harga Rp3.000 saja.

Kedua, oke, mungkin ada penumpang yang naik dari halte-halte tersebut yang mau pake traja dan mau transit ke Green Garden/Taman Kota. Dari pengamatan saya, ada 2 halte yang letaknya cukup strategis yaitu halte Kembangan dan Pesanggrahan. Oh iya, halte Kembangan ini letaknya adalah didepan Mutiara Kedoya, sedangkan halte Mutiara kedoya letaknya ada di Jl Pilar, ngaco banget penamaannya, untungnya gak ada tulisan papan nama haltenya juga :P Untuk halte Kembangan, potensial karena penumpang dari daerah sini mau gak mau mesti naik dari sini soalnya halte arah Taman Kota posisinya saling berjauhan dari sini (halte Pasar Puri Utara dan Kedoya Raya Barat). Sedangkan halte Pesanggrahan potensial karena letaknya paling jauh ke selatan dan disini merupakan kawasan komersial yang sangat ramai. Tapi, kalo pun kita mau menuju Green Garden/Taman Kota, dengan naik dari halte-halte ini maka kita harus ikut muter dulu ke Puri Indah dan membuang waktu yang lama (kira-kira waktu tempuh setengah rit yaitu 30 menit, satu rit berarti sekitar 1 jam). Saya mah males banget misalnya saya tinggal di Pesanggrahan trus mau ke Taman Kota, ngapain coba saya mesti ikut muter ke Puri dulu?

Menurut saya, solusi yang bisa dilakukan buat mengatasi masalah kedua ini yaitu penumpang dibolehkan transit di halte Pasar Puri Selatan/Pasar Puri Utara. Kedua halte ini letaknya cuma berseberangan, dan cocok untuk jadi titik transfer. Penumpang dibolehin buat 'nyebrang' ke halte Pasar Puri Utara dengan nunjukin karcisnya. Jadi penumpang yang naik dari Mutiara Kedoya-Pesanggrahan gak perlu muter sangat jauh ke Puri dulu.

Ketiga, ini lebih ke masalah operasional, karena penumpang disuruh turun semua di halte Puri Indah. Jadi pas saya sampe di Puri Indah, saya disuruh turun (traja dikosongkan) dan mesti beli tiket lagi untuk mengarah ke Taman Kota. Saya trus nanya ke petugas ticketing di Puri Indah, katanya penumpang mesti turun semua kecuali yang mau menuju Walikota Jakarta Barat. Alasan yang agak gak masuk akal, gimana caranya coba bedain penumpang yang mau turun di Walikota atau gak? Siapa tau penumpang itu ngakunya turun, tapi malah lanjut di Walikota, emang onboard mesti afalin mukanya satu-satu? Yang lebih parah lagi, operasional yang mengharuskan penumpang turun semua di Puri Indah ini, berarti membuat poin kedua yang saya tulis diatas lebih gak valid lagi... Soalnya penumpang yang naik dari Kedoya Raya Timur sampe Pasar Puri Selatan yang mau menuju ke Green Garden/Taman Kota mesti turun dan bayar lagi, berarti mereka harus bayar 2 kali Rp6.500, yaitu Rp13.000. What a ripoff! Udah muternya jauh, bayarnya mesti dobel juga, ckck... Gak bakalan lah ada penumpang yang mau naik di kelima halte itu dengan operasional kayak gini...

Kosong? Wajar sih, selain penumpang dengan tujuan/asal Puri, mana ada yang mau naik... :P

Bener-bener PARAH, siapa sih yang ngedesain rute feeder 1 ini? Mubazir banget, padahal rute ini sangat potensial dengan berbagai tempat yang dilalui, sayang peletakan halte dan perencanaannya jelek banget... Kenapa coba ada 5 halte yang mengarah Puri (arah balik/origin), padahal cuma ada 3 halte yang mengarah Taman Kota (arah tujuan/destination), belum lagi halte Walikota JakBar letaknya cukup dekat sama halte Puri Indah. Akibatnya kan halte-halte itu fungsinya cuma jadi tempat penurunan... Semoga untuk perencanaan rute-rute feeder maupun koridor berikutnya bisa lebih matang, dan gak kejadian seperti feeder 1 ini lagi :(

Sekian review saya buat feeder 1. Untuk kelancaran jalur, pantauan saya gak begitu ada masalah, mungkin karena udah malam juga. Headway di belakang traja saya juga saya terpantau bagus, sekitar 5 menit, walaupun waktu tunggu saya 20 menit lebih di Green Garden.

No comments:

Post a Comment